Saturday, January 15, 2011

SESUNGGUHNYA AGAMA (YANG DIRIDHAI) DI SISI ALLAH HANYALAH ISLAM!

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Muncul di tengah kita pemikiran yang menyatakan bahwa semua agama sama. Hingga akhirnya, orang pun memiliki hak kebebasan untuk menentukan agamanya, berpindah-pindah keyakinan, bahkan menciptakan agama baru, dan seterusnya. Pernyataan yang juga diusung kaum liberal ini, kemudian dihubungkan pula dengan dalih hak asasi manusia dan kebebasan dalam memeluk suatu agama dan kepercayaan

Berikut adalah risalah Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan. Di terjemahkan dari Kitab Al-Bayan Li Akhtha'i Ba'dhil-Kuttab, Cetakan Darubnil-Jauzi (2/66-68).

Sesungguhnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai penutup para nabi. Tidak ada nabi setelah beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, hingga hari kiamat.

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullaah dan penutup nabi-nabi…”
(Qs. 33: 40)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Dan aku merupakan penutup para nabi, tidak ada nabi setelahku”
(HR. Tirmidzi)

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi ALLAH hanyalah Islam”
(Qs. 3: 19)

“Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”
(Qs. 3: 85)

Syari’at Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini mencakup semua yang bisa memberi kebaikan kepada manusia, di setiap tempat dan segala keadaan.

“Pada hari ini, telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Aku ridhai Islam itu menjadi agamamu”
(Qs. 5: 3)

Yang dimaksud dengan kalimat “Islam” dalam ayat ini, ialah dien (agama) Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena setelah pengangkatan beliau sebagai Rasul. Istilah Islam digunakan pada syari’at yang dibawa Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai utusan ALLAH kepada semua manusia.
ALLAH berfirman pada Rasulullaah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya”
(Qs. 34: 28)

“Katakanlah: ”Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan ALLAH kepadamu semua…”
(Qs. 7: 158)

Oleh karena itu, seseorang yang tetap bertahan dengan agama-agama terdahulu, seperti Yahudi dan Nasrani atau lainya, berarti ia menjadi orang yang ingkar kepada ALLAH, karena tidak berada di atas agama yang diperintahkan oleh ALLAH untuk diikuti, yaitu agama Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Hai Rasul, sampaikan apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu:
(Qs. 5: 67)

Setelah itu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirim surat kepada para raja di muka bumi untuk mengajaknya masuk Islam, mengikuti beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan membebankan atas mereka tanggung jawab ittiba’ jika mereka tetap kufur. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengirim para utusan ke pelbagai penjuru dunia.

ALLAH berfirman kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahannam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya”
(Qs. 9: 73)

Sehingga, berdasarkan uraian di atas, maka perkataan “bebas memilih agama” merupakan perkataan bathil. Perkataan ini akan mengakibatkan terhapusnya syariat jihad fi sabilillah, padahal ALLAH Azza wa Jalla berfirman.

“Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi, dan (sehingga) agama itu hanya untuk ALLAH belaka”
(Qs. 2: 193)

"Tidak perlu dikirimkan Rasul dan diturunkan Kitab untuk memerintahkan (manusia) beribadah kepada ALLAH Azza wa Jalla semata" ---------> Yang melontarkan perkataan ini, hanyalah golongan penganut ‘wihdatul-wujud’ . Mereka berpendapat bahwa semua yang disembah ialah ALLAH Azza wa Jalla, Maha Tinggi ALLAH dari ucapan mereka.

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”
(Qs. 51: 56)

Demikianlah, kita memohon kepada ALLAH agar Dia menujukkan kepada kita kebenaran itu sebagai kebenaran, dan memberikan kepada kita kekuatan untuk mengikutinya, serta menujuk
kan kepada kita kebathilan itu sebagai sebuah kebathilan dan memberikan kekuatan untuk
menjauhinya.

wallaahu a'lam
semoga bermanfaat...

0 comments:

Post a Comment